Kasih Yang Memaafkan
Kasih
yang memaafkan ~ Renungan kita ini diambil dari
kitab Hosea 2:13-22. Penulis kitab Hosea menulis dalam pimpinan Roh Kudus
demikian: “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan
menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan
kasih sayang (Hosea 2:18).
Seorang istri memberikan kesaksian. Ketika ia tahu suaminya selingkuh, awalnya ia sangat marah. Namun, karena komitmennya untuk menjaga pernikahan sangat kuat, ia pun belajar menerimanya. Cintanya kepada suami dan anak-anaknya memampukannya untuk memaafkan walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Alhasil, keutuhan keluarganya dapat dipertahankan sampai sekarang.
Kisah nabi Hosea memberikan pelajaran berharga tentang hal itu. Ketika Gomer, istrinya, berkhianat, ia tetap menerimanya dengan baik. Hosea mau kembali berbagi hidup demi ke langgengan pernikahan tersebut. Ia berinisiatif membangun kembali hubungan suami-istri yang telah dirusak oleh perzinaan itu bukan sekadar dengan mempertahankan ikrar pernikahan, melainkan kembali menyatukan dirinya dengan Gomer menjadi satu daging. Kita belajar bahwa Tuhan rindu agar hubungan yang fungsional—Hosea dan Gomer sebagai pasangan suami-istri yang sah secara hukum—bertumbuh menjadi personal: Hosea dan Gomer saling mengasihi.
Seorang istri memberikan kesaksian. Ketika ia tahu suaminya selingkuh, awalnya ia sangat marah. Namun, karena komitmennya untuk menjaga pernikahan sangat kuat, ia pun belajar menerimanya. Cintanya kepada suami dan anak-anaknya memampukannya untuk memaafkan walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Alhasil, keutuhan keluarganya dapat dipertahankan sampai sekarang.
Kisah nabi Hosea memberikan pelajaran berharga tentang hal itu. Ketika Gomer, istrinya, berkhianat, ia tetap menerimanya dengan baik. Hosea mau kembali berbagi hidup demi ke langgengan pernikahan tersebut. Ia berinisiatif membangun kembali hubungan suami-istri yang telah dirusak oleh perzinaan itu bukan sekadar dengan mempertahankan ikrar pernikahan, melainkan kembali menyatukan dirinya dengan Gomer menjadi satu daging. Kita belajar bahwa Tuhan rindu agar hubungan yang fungsional—Hosea dan Gomer sebagai pasangan suami-istri yang sah secara hukum—bertumbuh menjadi personal: Hosea dan Gomer saling mengasihi.
Kisah pernikahan Hosea dan Gomer tidak lain gambaran kasih Tuhan kepada kita. Kita dulu adalah Gomer; ataukah sekarang masih seperti dia? Tuhan dengan api cinta yang menyala-nyala mengejar kita, rindu kita menjadi kekasih-Nya. Apakah kita tetap memilih melacurkan diri? Sampai kapan kita mau terus lari? Ada hubungan yang begitu intim dan mesra yang Tuhan telah siapkan bagi kita. Mari kita dengarkan Dia dan sambutlah cinta-Nya dalam hidup kita. Tak ada seorang pun yang mencintai kita seperti Dia.
MEMAAFKAN ADALAH BENTUK CINTA YANG PALING TINGGI DAN PALING
INDAH.—Robert Muller. Sumber:
renunganhariandotnet
Kasih Yang Memaafkan
Reviewed by Unknown
on
3:34 PM
Rating: