Kasih Yang Dibuktikan

Kasih yang dibuktikan ~ Bahan renungan Kristen ini disadur dari renungan spirit penuai edisi Oktober 2011. Kiranya bahan renungan Kristenyang akan disajikan dibawah ini boleh menjadi berkat, membuat iman bertumbuh, menginspirasi dan memotivasi para pembaca bahan renuangan Kristen ini. 

Bahan renungan Kristen ini diambil dari Filemon 1:1-25. Nats yang menjadi fokus renungan ialah Filemon 1:15, “Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya”.

Kasih yang dibuktikanTuhan Yesus mengajarkan kepada kepada kita untuk mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita menerima sesama satu sama lain. Itulah berita yang kerap kita dengar di mibar, bahkan kita sendiri juga sering mengkhotbahkannya. 


Namun, bagaimana praktek yang sesungguhnya dari kebenaran itu? Jika kita tahu persis ada mantan narapidana masuk ke gereja kita, apakah kita akan menerima mereka apa adanya atau kita justru pasang jarak, mengaktifkan radar kecurigaan kita, bahkan mengawasi mereka ekstra ketat? Secara manusia, jujur saja kita susah menerima seseorang yang terlanjur memiliki cap negative.

Saya bisa memahami seandainya Filemon menolak Onesimus, sebab Onesimus adalah mantan narapidana, seorang hamba yang tidak berguna, bahkan hamba yang telah merugikannya. 

Dalam situasi seperti itu Paulus justru memohon kepada Filemon untuk menerima Onesimus kembali, bahkan tidak hanya menerimanya sebagai hamba tapi juga menjadi saudara yang kekasih – Fiilemon 1:16. 

Tentu ini sangat berat bagi Filemon. Menerima sebagai hamba saja sudah berpikir ribuan kali, sekarang justru ia diminta menerimanya sebagai saudara. Namun justru di sinilah tercermin dengan jelas makna kasih dalam arti yang sebenarnya.

Apakah kita bisa mempraktikkan hal itu di dalam gereja kita? Bisakah kita menerima seseorang yang telah hilang begitu lama dan memberi kepercayaan kembali kepadanya dalam sebuah pelayanan? Bisakah kita menerimanya tanpa curiga, tetapi justru membimbingnya di dalam kasih Kristus?


Meski bukan perkara yang mudah, namun itulah kasih, yaitu menerima apa adanya, bukan ada apanya. Kita sedemikian mudah menerima orang-orang yang “ada apanya”, misalnya orang yang memiliki potensi hebat di dalam pelayanan, orang-orang yang berduit, orang-orang yang terkenal dan bisa memberi kontribusi penting dalam gereja. Namun, apakah kita juga bisa menerima orang-orang terpinggirkan tersebut dengan apa adanya? Ingat, kasih tidak memandang orang, kasih itu memiliki hukum universal, tidak pilih-pilih. Kwik. 
Kasih Yang Dibuktikan Kasih Yang Dibuktikan Reviewed by Unknown on 8:26 AM Rating: 5
Powered by Blogger.