Hanya Tuhan Sandaran Kita
Hanya
Tuhan sandaran kita ~ Bahan renungan Kristen
kali ini diambil dari kitab Mazmur 73. Penulis kitab Mazmur dalam pimpinan Roh
Kudus terkait dengan hanya Tuhan sandaran
kita, menulis demikian: “Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau?
Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi” – Mazmur 73:25.
Hidup di bumi ini penuh dengan ujian, tantangan, penderitaan dan beragam masalah lainnya. Dalam menghadapi semua pergumulan tersebut kita membutuhkan tempat pijakan dan sandaran yang kuat supaya kita tidak sampai tergeletak.
Hidup di bumi ini penuh dengan ujian, tantangan, penderitaan dan beragam masalah lainnya. Dalam menghadapi semua pergumulan tersebut kita membutuhkan tempat pijakan dan sandaran yang kuat supaya kita tidak sampai tergeletak.
Bersyukur kepada Tuhan karena Dia bersedia menjadi sandaran dan tempat
berpijak kokoh bagi kita. Itulah sebabnya pemazmur mengajak kita untuk mengakui
bahwa Tuhanlah yang menjadi segalanya dalam hidup kita.
Salah satu lagu favorit saya ialah God is The
Strength of My Heart karya Don Moen, yang dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan sebagai Allah Sumber Kuatku.
Lirik lagu ini digubah dari Mazmur 73:25-26.
Saya senang menyanyikan refreinnya: “Allah sumber kuatku (3x) dan
bagianku s’lamanya”, tetapi sering kesulitan menyanyikan dua kalimat pertama:
“Hanya Kau milikku di surga/Tiada yang kuingini di bumi, hanya Kau ....” Saya
tak bisa bohong di hadapan Tuhan. Kerap kali Tuhan saja tidak cukup. Hati saya
punya banyak keinginan yang lain. Seperti Asaf.
Asaf tak bisa bohong di hadapan Tuhan. Ia ingin banyak hal yang dimiliki orang lain (ayat 3-5). Akibatnya, ia mulai merasa hidup yang dipersembahkannya bagi Tuhan itu menyusahkan, bodoh, dan sia-sia (ayat 13-14, 21-22). Ia tahu bahwa tidak patut ia bersikap demikian, tetapi sungguh sulit memahami mengapa Tuhan tidak mengizinkan segala keinginannya terpenuhi, atau setidaknya menutup berkat bagi orang fasik (ayat 15-16).
Menginginkan sesuatu selain Tuhan sungguh mengerikan. Celakanya, jika kita memeriksa diri, justru itulah kecenderungan hati kita. Asaf akhirnya menyadari kebaikan Tuhan yang mencegahnya “berzina meninggalkan Tuhan” (ayat 27), dengan tidak memberikan kepadanya kemujuran orang lain yang sempat ia cemburui.
Asaf tak bisa bohong di hadapan Tuhan. Ia ingin banyak hal yang dimiliki orang lain (ayat 3-5). Akibatnya, ia mulai merasa hidup yang dipersembahkannya bagi Tuhan itu menyusahkan, bodoh, dan sia-sia (ayat 13-14, 21-22). Ia tahu bahwa tidak patut ia bersikap demikian, tetapi sungguh sulit memahami mengapa Tuhan tidak mengizinkan segala keinginannya terpenuhi, atau setidaknya menutup berkat bagi orang fasik (ayat 15-16).
Menginginkan sesuatu selain Tuhan sungguh mengerikan. Celakanya, jika kita memeriksa diri, justru itulah kecenderungan hati kita. Asaf akhirnya menyadari kebaikan Tuhan yang mencegahnya “berzina meninggalkan Tuhan” (ayat 27), dengan tidak memberikan kepadanya kemujuran orang lain yang sempat ia cemburui.
Adakah sesuatu atau seseorang yang kita ingini lebih dari Tuhan dalam
hidup kita? Doa saya, Tuhan mencondongkan hati saya sedemikian rupa, sehingga
tidak ada hal lain yang lebih menarik dan memuaskan hati saya lebih dari
kehadiran-Nya. Biarlah ini menjadi doa Anda juga.
TUHAN, TOLONG SAYA UNTUK MENGINGINKAN-MU LEBIH DARI APA PUN, LEBIH
DARI SIAPA PUN
Sumber: renunganhariandotnet
Hanya Tuhan Sandaran Kita
Reviewed by Unknown
on
3:20 PM
Rating: