Ketika Kita Lupa Diri

Ketika kita lupa diri ~ Landasan firman Tuhan untuk bahan renungan Kristen kita pada kesempatan ini diambil dari kitab 2 Samuel 12:8a: "...Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda, dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu".

Manusia kadang mengulangi kesalahan yang sama. Ketika sedang di bawah, begitu mudah untuk minta tolong kepada Tuhan. Tetapi begitu sudah di atas, kerap lupa diri dan lupa Tuhan. Yang ironisnya kesalahan seperti ini tidak hanya dilakukan satu dua orang, tapi ribuan orang tidak terkecuali orang-orang percaya atau orang Kristen.

Bahkan seorang raja seperti Daud pun melakukan kelalaian yang sama. Masa-masa kejayaan Daud begitu panjang untuk diceritakan. Namun, justru di masa kejayaan ini lupa diri mulai menghinggapi hati Daud. Dari kegagalan Daud, kita belajar dua hal:

Pertama, jangan hidup suka-suka kita.
Daud merasa karena Tuhan di pihaknya, ia bisa berbuat sesuka hatinya tanpa memikirkan akibatnya dengan bijaksana. Banyak orang percaya pun seperti itu, ketika sudah ada di masa kejayaan, justru merasa berhak untuk mengatur Tuhan. Bukan hanya satu dua, hamba Tuhan yang jatuh tersandung di masa kejayaan sama seperti Daud juga banyak. Kerap lupa diri bahwa kita hamba tidak berhak mengatur Tuhan, sekalipun kita sedang ada dipuncak keemasan kehidupan.

Dua, jangan hidup tanpa disiplin.
Daud lupa diri karena dia lalai mendisiplinkan keinginan dagingnya. Orang kalau sudah berhasil sering kali "BERTINGKAH" merasa sudah sukses, lantas mulai cari gara-gara dengan gaya hidup yang justru merusak dan menjauhkan diri dari Tuhan.

Sukses dan gagal kita ada di dalam kontrol dan pengawasan Tuhan. Ketika gagal, mudah untuk kita mengingat Tuhan. Tetapi berhati-hatilah dengan jebakan kesuksesan. Supaya ketika sukses kita tidak lantas menjadi orang-orang yang lupa diri dan mulai menjauh dari Tuhan. Justru jebakan kejatuhan biasanya dialami ketika seseorang sudah sukses, bukan ketika seseorang sedang berjuang.