Tetap Berdoa Dalam Semua Keadaan
Tetap berdoa dalam semua keadaan - Penulis Injil Lukas terkait dengan berdoa dan hasilnya, menulis demikian: "Setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan" - Lukas 11:10.
Kami berdoa. Terkadang dalam suasana hening. Terkadang dengan bersuara. Kami berdoa selama lebih dari 17 tahun. Kami berdoa memohon kesehatan dan bimbingan bagi putri kami, Melissa, untuk keselamatannya, dan kerap kali supaya ia selalu dilindungi. Saat mendoakan anak-anak kami yang lain, kami meminta Allah memelihara Melissa.
Ketika Melissa beranjak remaja, kami bahkan lebih tekun berdoa agar Dia melindunginya dari segala yang jahat, agar Dia mengawasi tatkala Melissa dan teman-temannya pergi mengendarai mobil. Kami berdoa, "Ya Allah, lindungilah Melissa".
Lalu apa yang terjadi? Tidakkah Allah memahami betapa menyakitkan kehilangan gadis cantik yang memiliki banyak potensi untuk melayani Dia dan sesama? Tidakkah Allah melihat mobil lain yang melintas pada malam musim semi yang hangat itu?
Kami telah berdoa, tetapi Melissa tetap meninggal dunia. Bagaimana sekarang? Apakah kami berhenti berdoa? Apakah kami marah kepada Allah? Apakah kami berusaha dengan kekuatan kami sendiri?
Tentu tidak! Saat ini justru doa menjadi lebih penting bagi kami. Allah -- Tuhan Yang Mahakuasa dan yang melampaui pemahaman kami -- masih memegang kendali. Perintah-Nya supaya kami berdoa masih berlaku. Kerinduan-Nya untuk mendengarkan kami masih nyata. Iman bukanlah menuntut apa yang kami inginkan; melainkan memercayai kebaikan Allah di balik tragedi hidup.
Kami berduka. Kami berdoa. Kami tetap berdoa dalam semua keadaan. Kami berdoa, karena itulah caranya kami mendekatkan diri kepada Allah. Kami berdoa, karena itulah caranya kami berserah kepada Allah. Kami berdoa karena itulah caranya membiarkan Allah melakukan kehendak-Nya yang berdaulat atas hidup kami.
Kami berdoa. Terkadang dalam suasana hening. Terkadang dengan bersuara. Kami berdoa selama lebih dari 17 tahun. Kami berdoa memohon kesehatan dan bimbingan bagi putri kami, Melissa, untuk keselamatannya, dan kerap kali supaya ia selalu dilindungi. Saat mendoakan anak-anak kami yang lain, kami meminta Allah memelihara Melissa.
Ketika Melissa beranjak remaja, kami bahkan lebih tekun berdoa agar Dia melindunginya dari segala yang jahat, agar Dia mengawasi tatkala Melissa dan teman-temannya pergi mengendarai mobil. Kami berdoa, "Ya Allah, lindungilah Melissa".
Lalu apa yang terjadi? Tidakkah Allah memahami betapa menyakitkan kehilangan gadis cantik yang memiliki banyak potensi untuk melayani Dia dan sesama? Tidakkah Allah melihat mobil lain yang melintas pada malam musim semi yang hangat itu?
Kami telah berdoa, tetapi Melissa tetap meninggal dunia. Bagaimana sekarang? Apakah kami berhenti berdoa? Apakah kami marah kepada Allah? Apakah kami berusaha dengan kekuatan kami sendiri?
Tentu tidak! Saat ini justru doa menjadi lebih penting bagi kami. Allah -- Tuhan Yang Mahakuasa dan yang melampaui pemahaman kami -- masih memegang kendali. Perintah-Nya supaya kami berdoa masih berlaku. Kerinduan-Nya untuk mendengarkan kami masih nyata. Iman bukanlah menuntut apa yang kami inginkan; melainkan memercayai kebaikan Allah di balik tragedi hidup.
Kami berduka. Kami berdoa. Kami tetap berdoa dalam semua keadaan. Kami berdoa, karena itulah caranya kami mendekatkan diri kepada Allah. Kami berdoa, karena itulah caranya kami berserah kepada Allah. Kami berdoa karena itulah caranya membiarkan Allah melakukan kehendak-Nya yang berdaulat atas hidup kami.
Tetap Berdoa Dalam Semua Keadaan
Reviewed by Unknown
on
8:50 PM
Rating: